Jumat, 16 Januari 2009

IPA TERAPAN

IPA terapan merupakan pengembangan dari IPA dasar yang ditujukan untuk mengendalikan cara alam bekerja. Aplikasi konsep untuk menjelaskan peristiwa alam atau memperhitungkan parameter secara ideal bukan aplikasi konsep IPA terapan. Karena konsep-konsep IPA dasar umumnya mengabaikan variasi yang terjadi di alam, konsep-konsep tersebut belum dapat diaplikasikan secara langsung untuk mengendalikan (mengelola) alam, karena di alam riil ada variasi-variasi yang tidak dapat diabaikan. Contohnya dalam IPA dasar, daur hidup serangga melalui 3 atau 4 fase, yaitu telur, larva dan dewasa atau telur, larva, pupa, dan dewasa. Kedua fase daur hidup ini berlaku untuk semua jenis serangga, jika kita memelihara serangga hanya memperhatikan daur hidup seperti itu saja, kita akan gagal memelihara serangga tersebut, karena faktor lain yang berpengaruh terhadap daur hidup serangga itu kita abaikan. Untuk keberhasilan pemeliharaan serangga itu kita harus menggunakan konsep-konsep IPA terapan yang dikembangkan dari konsep IPA dasar. Konsep IPA terapan merupakan konsep yang aplikatif, tetapi keberlakuan umumnya sempit, tidak seluas keberlakuan umum konsep IPA dasar. Contohnya jika pengaruh suhu atau DD (daily dgree day) kita masukkan ke dalam daur hidup serangga, maka serangga yang asalnya dikelompokkan dalam 3 atau 4 fase itu akan dikelompokkan lebih banyak lagi, karena pengaruh suhu akan berbeda pada jenis-jenis serangga, walaupun ada juga serangga yang jenisnya berbeda, tetapi pengaruh suhu terhadap daur hidupnya sama.

Untuk mengendalikan alam diperlukan percobaan (penelitian), agar aplikasi konsep yang tepat dapat diketahui. Dari percobaan itulah konsep-konsep IPA terapan dikembangkan dari konsep IPA dasar untuk keperluan mengendalikan alam. Alam yang dikendalikan ada yang terdapat dalam alat-alat (produk teknologi) dan ada yang terdapat di lingkungan. Alat-alat dibuat dari bahan-bahan alam dari jenis dan kondisi yang sama dan digunakan pada kondisi dan situasi lingkungan yang relatif sama, sehingga proses dan hasil pengendalian alamnya pun relatif sama. Dengan demikian prinsip-prinsip IPA terapan dalam teknologi dapat digunakan relatif tepat sama untuk setiap alat yang sama. Jika dalam alat-alat tidak ada variasi alam, karena dapat dibuat sama, di lingkungan banyak variasi alam yang tidak dapat dihindarkan. Akibatnya prinsip-prinsip IPA terapan yang digunakan di lingkungan pada suatu tempat dan waktu tertentu tidak begitu dapat digunakan pada tempat dan waktu yang berbeda. Dengan demikian pengendalian alam di lingkungan lebih bervariasi, karena prinsip-prinsipnya perlu diuji pada setiap tempat dan waktu yang berbeda. Walaupun prinsip-prinsip IPA terapan yang diperlukan untuk pengendalian alam itu sudah diuji melalui penelitian, tidak berarti bahwa prinsip-prinsip IPA terapan dapat diterapkan secara langsung dengan tepat di tempat dan waktu yang berbeda, karena variasi alam dapat menyebabkan proses dan hasil penerapan itu berbeda. Oleh karena itu, di lingkungan, bahkan juga dalam pembuatan alat, percobaan (penelitian) tetap diperlukan untuk mencari perlakuan atau tindakan yang tepat dalam pengendalian alamnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar