Selasa, 07 April 2009

CERPENKU


SAHABAT HINGGA DI UJUNG KEMATIAN
Pada keheningan malam disuatu kamar yang bercat kan warna biru, aku terdiam merenungi keheningan malama. Malam itu sungguh terasa sepi dan dingin, ya, hanya sepi dan dingin yang aku rasakan. Sampai - sampai aku tak kuat tuk menahan dingin ini. Aku tak tau mengapa malam ini aku tak bisa tidur, bisanya aku selalu tidur dengan tepat waktu. Apakah karena kejadian tadi siang, ya kejadian tadi siang. Tadi siang aku merasakn sesuatu yang aneh terjadi pada sahabat ku yang bernama citra. Ada sesuatu yang aneh terjadi pada citra, tidak biasanya dia terdiam terus-menerus. Tadi pagi saat di sekolah dia hanya diam.

"Cit, napa kamu diam saja?" Tanya diriku
"Aku tak apa-apa nifian" Jawab Citra
"Oh ya sudah, aku kira kamu sakit cit"Ucapku

Dia hanya menggelengkan kepala.
Aku dan Citra adalah sahabat, kami berteman sejak SD sampai sekarang kami sudah SMA. Citra adalah anak yang sangat ceria dan cerdas. Tapi aneh tadi pagi sifat cerianya tidak tampak sama sekali. Akupun bingung memikirkan kejadian tadi pagi. Dan tanpa ku sadari akupun tertidur.

Waktu menunjukkan 04.30 pagi, aku pun terbangun dari tidur ku. Setelah mandi aku segera shalat Shubuh. Dan waktu pun menunjukkan pukul 06.00, itu berarti waktunya aku untuk berangkat sekolah. Setibanya di sekolah aku merasakan ada yang aneh, ya aneh karena aku melihat tempat duduk Citra kosong. Hari ini dia tidak masuk sekolah, tanpa keterangan pula. Aku mengirim sms kepada Citra, tapi dia tidak membalas sms ku. Bahkan aku telepon tak juga diangkat olehnya. Sebenarnya apa yang terjadi pada Citra? Aku bingung, aku hanya bisa bertanya-tanya dalam hati. Dan aku putuskan untuk datang ke rumahnya pulang sekolah nanti.

Bel pun berbunyi, tandanya anak-anak pulang dari sekolah. Aku pun langsung bergegas untuk menuju ke rumah Citra. Tidak kurang dari 30 menit aku sudah sampai di rumah Citra.

"Assalamualaikum...."
"Walaikumsalam.."
"Permisi mbok, Citranya ada?" Tanya ku pada si Mbok yang mengasuh Citra sejak kecil.
"Eh, neng Nifian, pulang sekolah neng?" Tanya si Mbok
"Ia mbok, mbok, Citranya ada?" Tanyaku lagi
"E......e...... anu neng Nifian, neng Citranya lagi liburan ke Bogor, ke rumah nenknya." Jawab si Mbok.
"Apa? Liburan? Tapi kenapa dia nggak pernah kasih tau aku mbok? Terus kalau aku sms atau telepon dia nggak pernah balas atau mengangkat telepon ku?" Tutur ku pada si mbok
"Oh kalo soal itu mbok ga tau neng"
"Oh ya sudah. Kalo gitu aku pulang dulu ya mbok."
"Ya sudah neng hati-hati ya neng"
"Ya mbok"

Sesampainya di rumah aku pun memikirkan kata-kata si mbok, tidak mungkin kalo Citra pergi berlibur, dia pasti bilang padaku. Ah, sudahlah, mungkin si mbok berkata jujur pada ku.

Malam pun tiba, saatnya aku tuk makan malam.
"Nifian, Citra ko ga kesini-sini ya?" Tanya mama ku saat kita sedang di meja makan.
"Oh, Nifian juga ga tau ma, soalnya dia sudah 1 minggu tidak masuk sekolah, kata mbok Citra sedang berlibur di rumah neneknya."
"Oh..."

Saat aku sedang makan malam, tiba - tiba ponselku berdering. Dan ternyata rumah Citra yang tertera pada ponselku. Aku mengangkatnya, dan...

"Halo, assalamualaikum"
"Walaikumsalam, ini neng Nifian kan?"
"Iya, ini aku mbok"Jawabku
"Neng, mbok mau bicara pada neng, tapi neng janji tidak marah ya"
"Tergantung mbok, mang mbok mau ngomong pa?"
"Maafin mbok ya neng, tadi siang mbok bohong sama neng, soalnya mbok terpaksa disuruh ma neng Citra"
"Maksud mbok apa? Citra nyuruh mbok bohong kenapa? Mbok jelasin sama Nifian, Nifian ga ngerti apa maksud mbok."Tutur ku pada mbok.
"Jadi gini neng, neng Citra sebenarnya tidak sedang berlibur, tapi neng Citra sekarang sedang ada di rumah sakit, dia terkena penyakit kanker otak dan hidupnya ga lama lagi neng!"
"Apa? Maksud mbok dia akan meninggal? Terus kenapa dia ga mau kasih tau aku mbok? Padahal kan aku sahabatnya dari kecil mbok?" Tanyaku pada si mbok.
"Justru karena neng sahabat baiknya, dia tidak mau membuat neng sedih" Jawab si mbok.
"Ya udah mbok makasi tas infonya"
"Sama - sama neng"

Setelah mendapat kabar itu aku hanya bisa terdiam dan menangis sambil menatap foto kita berdua. Oh Tuhan, mengapa aku tak tau sahabatku sedang sakit parah, sahabat macam apa aku ini. Aku hanya bisa menyesal dan menangis.

Keesokan harinya setelah aku pulang sekolah, aku langsung menuju rumah sakit dimana Citra di rawat.

"Cit, ni aku Nifian"
"Eh, kamu Nif, kamu datang ma sapa?"Tanya Citra padaku
"Cit itu ga penting, Cit napa kamu ga mau ngasih tau sama aku tentang semua ini padaku". Tanya ku padanya
"Aku ga mau buat kamu sedih nif"Jawabnya
"Justru kalo kamu begini itu malah membuat aku sedih cit! Aku ngerasa ga berguna sebagi sahabat, sahabat macam apa ku ini, disaat kamu berbaring lemah seperti ini aku malah ga ada buat kamu cit"Aku berkata sambil menangis
"Udah Nifian, ini salah aku, asal kamu tau kamu adalah sahabat terbaikku, makasih nif kamu dah mau jadi sahabat terbaikku"
"Kamu juga sahabat terbaikku cit"

Kami pun berpelukan sambil menangis. Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore, aku pun berpamitan pada Citra untuk pulang ke rumah. Setiap hari, setiap pulang sekolah aku selalu datang ke rumah sakit untuk menjenguk Citra. Sudah 1 minggu ini dia dirawat di rumah sakit. Dokter juga memvonis bahwa hidup Citra sudah tidak lama lagi. Dan pada suatu hari saat aku dan Citra hanya berdua...

"Nif aku tau hidupku udah ga lama lagi, aku mau saat aku meninggal nanti kamu ada di samping aku nif"
"Kamu ga boleh ngomong gitu, kamu pasti sembuh cit"
"nif aku ingin foto berdua sama kamu, mau ga?Aku mohon nif"Pinta Citra pada ku
"Nif senyum donk, jangan nangis gitu"
"Iya, aku senyum cit"Jawabku

Aku hanya bisa menarik nafas dalam - dalam, bagaimana aku bisa menahan air mata ku ini, disaat aku melihat sahabatku yang sedang parah.

Keadaan Citra semakin parah, dari hari ke hari keadaanya bukan membaik malah bertambah parah. Aku semakin khawatir padanya, aku tidak bisa membayangkan kalau seandainya sahabatku akan meninggalkan ku.

Hari ini adalah hari minggu, aku sengaja bangun lebih pagi agar aku dapat pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Citra. Waktu menunjukkan pukul 8 pagi, dan aku segera bersiap-siap untuk berangkat ke rumah sakit.

"Pagi Cit" Sapaku saat sesampainya di rumah sakit.
"Pagi nif, pagi sekali kamu datang Nif?"
"Ya donk, aku kan kangen sama kamu".Jawabku
"Nif makasih ya kamu dah mau jadi sahabat baikku, padahal kan aku dah mau pergi jauh"
"cit aku dah bilang berapa kali jangan ngomong kaya gitu, aku kan jadi sahabat kamu sampai maut memisahkan kita cit"

Citra hanya menjawab dengan senyuman.
Siang itu aku sangat lapar, lalu aku memutuskan untuk pergi ke kantin. Saat aku sedang makan di kantin, tiba - tiba...

"Neng Nifian, neng Nifian!" Si mbok memanggilku
"Neng Citra, neng Citra kritis!"

Aku segera lari menuju kamar Citra. Sesampainya aku di kamar Citra aku melihat dokter dan suster disana. Kata dokter keadaan Citra sangat kritis. Setelah beberapa jam Citra memejamkan mata, akhirnya Citra terbangun dan memanggil-manggil namaku.

"Nif, nifian kamu dimana?"
"Aku disini cit, aku disamping mu."
"Nif, maafin semua kesalahanku ya"
"Iya cit, aku selalu maafin kamu cit"
"Makasih nif, kamu emang sahabat terbaikku, hingga di ujung kematian ku pun kamu masih setia menemaniku"Tuturnya pelan
"Cit aku mohon kamu bertahan, kamu pasti bisa, aku mohon demi persahabatan kita Cit"Ucapku padanya sambil memegang tangannya dan menangis.
"Maafin aku nif, aku dah ga kuat lagi, maafin aku, maafin aku, aku mohon kamu jangan nangis nif, hapus air mata kamu nif"
"Aku ga bisa cit"
"Maafin aku nif, selamat tinggal, semoga kamu bisa dapetin sahabat yang lebih baik dariku".
"Ngga cit, ngga....!Kamu ngga boleh ninggalin aku..."
"Citra.....!!!"

Aku pun hanya bisa menangis dan berteriak saat melihat Citra menghembuskan nafas terakhirnya. Aku ngga akan pernah ngelupain kamu cit, walaupun maut sudah memisahkan kita, kamu tetap sahabat terbaikku. Semoga kamu tenang di alam sana. Aku hanya bisa mengirimkan doa untukmu, sahabat terbaikku. Dan kamu akan selalu terkenang di dalam hatiku sahabat terbaikku.